Jumat, 22 Januari 2016

Membeku dalam Rindu



Aku rindu.
Rindu duduk bercerita denganmu.
Tentang silsilah keluarga kakek dan nenek
Tentang pahit manis perjuangan kehidupan masa lalumu
Tentang berbagai sejarah yang kau tahu

Aku rindu..
Mendendangkan lagu bersamamu
Menulis bait-bait qasidah
Belajar bermain piano bersamamu
Belajar bermain rebana denganmu

Aku rindu
Mencicipi masakan lezatmu
Mendengar omelanmu ketika ku tidak makan tepat waktu
Mendengar marahmu ketika ku mengabaikan makan karena terbuai dengan deadline lombaku
Mendengar  cerewetmu ketika aku terlalu sibuk dengan tumpukan buku hingga lupa hak tubuhku.

Aku rindu.
            Menatap  dalam-dalam pada wajahmu
Wajah yang kadang telah berlumuran lumpur sawah saat pulang ke rumah
Atau bermandi keringat yang bercucuran selepas mencangkul diterik panas matahari
Memandang lekat-lekat pesona wajahmu
Wajah yang  menentramkan batinku
 Wajahmu meneduhkan jiwa ketika gelisah bergemuruh dadaku
            Karena di wajahmu, aku menemukan kekuatan untuk  tidak berhenti berjuang.
Berjuang membahagiakanmu

Aku Rindu.
Mencium tangan tulus yang membelaiku saat kecil hingga dewasa ini
            Mencium tangan yang selalu merawatku saat sakit menyerang
Tangan yang menyulang nasi untukku saat tanganku tak berdaya untuk makan sendiri
Tangan yang tiada hentinya mengais rizki untuk membesarkanku
            Tangan yang tidak henti mengadahkan kepada Allah, mendoakan keberhasilanku
           
Ayah, Mamak, aku tahu tidak mudah berperan sepertimu
Yang harus kuat dalam rapuhmu
Yang harus semangat dalam lelahmu
Yang harus ceria dalam sedihmu
Yang harus tersenyum dalam tangis hatimu
Aku tahu, semua itu engkau lakukan untuk anak-anakmu
Karena itu Ayah, Mamak
Aku akan berjuang untuk menahan rindu ini
Membiarkan dia membeku dalam dadaku
Hingga tiba saatnya aku pulang
Pulang dengan membawa kabar bahagia untukmu


Ayah, Mamak..
Kau tahu? Perjuangan ini semuanya kulakukan untukmu
Meski hari ini masih belum terlihat cahaya terang tentang impianku
Tapi aku percaya pada janji-Nya
Dengan ridha Allah, dengan ridhamu Ayah, Mamak
Aku akan memeluk impian itu
Dan kita nikmati itu semua bersama-sama kelak nantinya.
Maka, ku biarkan rindu itu membeku. Di dadaku.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar