Alhamdulillah…
Aku sangat
bersyukur kepada-Nya sebab dianugerahkan seorang adik yang selalu berada
disampingku hampir disetiap perjuangan mimpi-mimpiku. Sangat bersyukur sebab Allah
hadirkan seorang adik yang setia menemani dalam luka dan tawaku. Dalam gelisah
dan senangku. Ia penyemangat batinku untuk terus berjuang mengenggam mimpi-mimpiku.
Ia menasehat diriku saat impian yang telah ku tata dengan rapi tidak mampu ku
raih. Ia menyadarkan diri saya untuk bangkit dan ikhlas menerima pemberian
Allah saat rencana saya tidak bertemu dengan rencana Allah Swt. Bagi saya, ia adalah
seorang adik sekaligus sahabat imanku.
Teringat dulu, ketika awal Zikri bersekolah di RIAB. Aku menjadi salah satu saksi nyata betapa
Zikri pelan-pelan tumbuh besar dan dewasa di sana. Ia berjalan bahkan merangkak
untuk meraih prestasi yang dari hari ke hari semakin baik. Meski awal sempat
mengeluh kepada ku akan kehebatan teman-temannya. Ia sempat merasa tidak mampu
untuk berprestasi saat melihat kemampuan teman-temannya yang jauh lebih hebat dari dia dengan latar
belakang sekolah yang juga sangat berkualitas. Ia sempat meragukan kemampuan
diri sendiri saat berada di tengah
kawan-kawan hebatnya di RIAB. Hingga kami pun saling berbagi nasehat dan
motivasi, meyakinkan diri bahwa kesuksesan akan Allah berikan kepada siapa saja
yang mau menjemputnya dengan usaha dan doa yang sungguh-sungguh disertai
tawakal kepada-Nya, tanpa melihat latar belakang sekolah dan pendidikan orang
tua. Kami menyadari bahwa memang pendidikan orang tua kami tidak sehebat orang
tua lainnya yang telah menempuh pendidikan tinggi, mendapat jabatan tinggi di
pemerintahan. Tapi kami kemudian menyadari dan bersyukur sebab dianugerahkan
orang tua yang memiliki semangat yang sangat hebat untuk memberikan pendidikan
terbaik untuk kami. Bagi kami, mereka adalah pahlawan terhebat, ayah juara 1
dan mamak juara 1 sedunia.
Masih terekam jelas di ingatanku tentang pesan yang kusampaikan ketika itu. Aku
berkata “Kita hanya perlu berlari lebih kencang untuk menjemput kesuksesan
melebihi kecepatan larinya orang-orang yang kita pandang hebat. Jika mereka
belajar 4 jam per hari, maka kita harus belajar 5,6,atau 7 jam per hari”. Jika
mereka hafal vocab 10 kosakata per hari, maka kita harus hafal lebih banyak kesungguhan
yang lebih besar dari mereka. Mereka, orang-orang yang kita pandang sukses hari
ini telah terlebih dahulu melewati luka dan airmata. Siapapun itu orang sukses
hari ini, adalah mereka yang telah berjuang, berpeluh-peluh untuk meraih
kesuksesan yang diinginkan.”
Pun, begitu juga kisah perjuangan kita di MTQ Nasional. Adalah
anuegrah Allah yang telah memilih kita berdua sebagai kakak adik untuk mewakili
Aceh kesana. Betapa hari itu kita melihat wajah orang tua kita yang tersenyum
ceria. Mereka menangis bangga saat kedua anaknya dipercayakan membawa nama
harum Nagan Raya dan Aceh di tingkat Nasional. Begitu juga kakpi, cutngoh,
abang, ahmad dan semua guru juga ikut
terharu atas kepercayaan yang diberikan Allah kepada kita saat itu. Tentu kita
berdua paham, bahwa anugerah yang Allah berikan hari itu tidak terlepas dari
usaha yang telah kita lakukan, doa-doa panjang yang kita panjatkan dan tawakal
kepada-Nya.
Dear Adikku, Zikrina
Kakma bersyukur kepada Allah sebab ia telah menumbuhkan semangat
belajar dalam dirimu hingga mendapat prestasi yang baik hingga hari ini. Lebih
dari itu, kakma bersyukur kepada-Nya sebab Allah telah menjawab do’a-do’a yang
kakma panjatkan.
Doa agar engkau menjadi adik yang shalihah. Bersyukur sebab masih istiqamah dalam menutup aurat, bersykur sebab hari ini engkau dipilih oleh Allah untuk tetap berada dilingkungan orang-orang yang shalih/ah, insyaAllah. Meskipun kita masih sama-sama menyadari akan ketidaksempurnaan keshalihan kita ini. Kita menyadari bahwa butuh usaha yang lebih giat lagi dalam meningkatkan kualitas keshalihan kita ini.
Doa agar engkau menjadi adik yang shalihah. Bersyukur sebab masih istiqamah dalam menutup aurat, bersykur sebab hari ini engkau dipilih oleh Allah untuk tetap berada dilingkungan orang-orang yang shalih/ah, insyaAllah. Meskipun kita masih sama-sama menyadari akan ketidaksempurnaan keshalihan kita ini. Kita menyadari bahwa butuh usaha yang lebih giat lagi dalam meningkatkan kualitas keshalihan kita ini.
Kakma bersyukur kepada Allah sebab dia menjawab doa-doa kakma untuk
menjadikan engkau pribadi yang istiqamah menjaga kesucian diri. Meski ada
banyak wanita dilingkungan sekitarmu yang telah terjerat dalam hubungan yang
tidak halal, namun Allah menjagamu untuk tidak menjadi bagian dari mereka yang
telah terlena pada hubungan yang tidak suci.
Kakma tau, bukan perkara mudah bagi kita untuk menjaga segumpal
darah yang Allah titipkan dalam tubuh kita ini. Segumpal darah yang bernama
hati. Segumpal darah yang sifatnya berbolak balik. Dan kakma tau, bukan
perakara mudah untuk menghindari dari gemuruh perasaan cinta sebelum masa.
Karena itu, kita butuh kedekatan kepada pemilik hati agar selalu membantu kita
menjaga hati untuk tetap berada dalam ketenangan dan ketentraman, terhindar
dari maksiat hati, terhindar dari perasaan yang tidak pantas untuk dipelihara.
Biarkan cinta itu tumbuh pada masa yang tepat dengan orang yang tepat yang
dipilih-Nya untuk kita. Zik, teruslah seperti itu., berusaha berada
keistiqamahanmu menjaga kesucian diri dan hati.
Dear adikku, Zikrina.
Cita-cita terbesar kakma adalah memberikan tiket haji untuk ayah
dan mamak. Namun hingga hari ini kakma belum mampu mewujudkan itu. Jika kelak kakma
telah tiada dan mimpi ini belum terwujud, tolong teruskan mimpi ini. Tolong
wujudkan mimpi ini untuk pahlawan cahaya kita.
Dear adikku, Zikrina.
Kau tau? Saat menatap wajah pahlawan cahaya kita hati kakma selalu
menangis. Sebab, semakin banyak keriput yang kita dapatkan pada wajahnya.
Semakin banyak uban yang kita lihat pada rambutnya. Semakin kurus badannya. Kau
tau? Disaat umur kita telah bertambah, disaat itu pula kita menyadari bahwa
paling menyedihkan bagi kita adalah usia pahlawan cahaya kita yang juga terus
menua. Zik, segala yang kita berikan untuknya memang tidak akan mampu membalas
ribuan jasa yang telah mereka berikan. Karena itu, bersemangatlah menghafal
Al-Qur’an agar kelak kita dapat memberikan mahkota syurga untuk pahlawan cahaya
kita. Bersemangat selalu untuk menjadikan diri pribadi yang shalihah. Sebab ia
adalah asset berharga bagi kedua orang tua. Dan teruslah berdoa semoga Allah
menghadiahkan sebuah rumah di syurga-Nya sebagai tempat untuk kita berkumpul.
Dear Adikku, Zikrina
Teruslah belajar. Jangan sia-siakan kesempatan yang telah Allah
berikan kepadamu meski pada kesempatan kali ini kakma mungkin tidak bisa berada
disisimu saat perjuangan untuk membawa harum nama Nagan Raya nantinya. Tetaplah
menjadi kebanggaan ayah, mamak dan kami semua.
Dan teruslah berada di sisi kakma dalam setiap luka dan bahagia.
Teruslah menjadi penyemangat bagi kakma dalam mewujudkan cita-cita kakma.
Teruslah menasehati kakma agar tetap istiqamahdijalan-Nya. Teruslah genggam
erat tangan kakma disaat terpuruk maupun bahagia. Aku mencintaimi tu karena
Allah, Adikku.
Alue Ie Mameh, 28 Agustus 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar