Minggu, 06 September 2015

Dear Adikku, Zikrina



Alhamdulillah…
Aku sangat bersyukur kepada-Nya sebab dianugerahkan seorang adik yang selalu berada disampingku hampir disetiap perjuangan mimpi-mimpiku. Sangat bersyukur sebab Allah hadirkan seorang adik yang setia menemani dalam luka dan tawaku. Dalam gelisah dan senangku. Ia penyemangat batinku untuk terus berjuang mengenggam mimpi-mimpiku. Ia menasehat diriku saat impian yang telah ku tata dengan rapi tidak mampu ku raih. Ia menyadarkan diri saya untuk bangkit dan ikhlas menerima pemberian Allah saat rencana saya tidak bertemu dengan rencana Allah Swt. Bagi saya, ia adalah seorang adik sekaligus sahabat imanku.


Teringat dulu, ketika awal Zikri bersekolah di RIAB.  Aku menjadi salah satu saksi nyata betapa Zikri pelan-pelan tumbuh besar dan dewasa di sana. Ia berjalan bahkan merangkak untuk meraih prestasi yang dari hari ke hari semakin baik. Meski awal sempat mengeluh kepada ku akan kehebatan teman-temannya. Ia sempat merasa tidak mampu untuk berprestasi saat melihat kemampuan teman-temannya  yang jauh lebih hebat dari dia dengan latar belakang sekolah yang juga sangat berkualitas. Ia sempat meragukan kemampuan diri sendiri  saat berada di tengah kawan-kawan hebatnya di RIAB. Hingga kami pun saling berbagi nasehat dan motivasi, meyakinkan diri bahwa kesuksesan akan Allah berikan kepada siapa saja yang mau menjemputnya dengan usaha dan doa yang sungguh-sungguh disertai tawakal kepada-Nya, tanpa melihat latar belakang sekolah dan pendidikan orang tua. Kami menyadari bahwa memang pendidikan orang tua kami tidak sehebat orang tua lainnya yang telah menempuh pendidikan tinggi, mendapat jabatan tinggi di pemerintahan. Tapi kami kemudian menyadari dan bersyukur sebab dianugerahkan orang tua yang memiliki semangat yang sangat hebat untuk memberikan pendidikan terbaik untuk kami. Bagi kami, mereka adalah pahlawan terhebat, ayah juara 1 dan mamak juara 1 sedunia.
Masih terekam jelas di ingatanku  tentang pesan yang kusampaikan ketika itu. Aku berkata “Kita hanya perlu berlari lebih kencang untuk menjemput kesuksesan melebihi kecepatan larinya orang-orang yang kita pandang hebat. Jika mereka belajar 4 jam per hari, maka kita harus belajar 5,6,atau 7 jam per hari”. Jika mereka hafal vocab 10 kosakata per hari, maka kita harus hafal lebih banyak kesungguhan yang lebih besar dari mereka. Mereka, orang-orang yang kita pandang sukses hari ini telah terlebih dahulu melewati luka dan airmata. Siapapun itu orang sukses hari ini, adalah mereka yang telah berjuang, berpeluh-peluh untuk meraih kesuksesan yang diinginkan.”
Pun, begitu juga kisah perjuangan kita di MTQ Nasional. Adalah anuegrah Allah yang telah memilih kita berdua sebagai kakak adik untuk mewakili Aceh kesana. Betapa hari itu kita melihat wajah orang tua kita yang tersenyum ceria. Mereka menangis bangga saat kedua anaknya dipercayakan membawa nama harum Nagan Raya dan Aceh di tingkat Nasional. Begitu juga kakpi, cutngoh, abang, ahmad  dan semua guru juga ikut terharu atas kepercayaan yang diberikan Allah kepada kita saat itu. Tentu kita berdua paham, bahwa anugerah yang Allah berikan hari itu tidak terlepas dari usaha yang telah kita lakukan, doa-doa panjang yang kita panjatkan dan tawakal kepada-Nya.
Dear Adikku, Zikrina
Kakma bersyukur kepada Allah sebab ia telah menumbuhkan semangat belajar dalam dirimu hingga mendapat prestasi yang baik hingga hari ini. Lebih dari itu, kakma bersyukur kepada-Nya sebab Allah telah menjawab do’a-do’a yang kakma panjatkan.
Doa agar engkau menjadi adik yang shalihah. Bersyukur sebab masih istiqamah dalam menutup aurat, bersykur sebab hari ini engkau dipilih oleh Allah untuk tetap berada dilingkungan orang-orang yang shalih/ah, insyaAllah. Meskipun kita masih sama-sama menyadari akan ketidaksempurnaan keshalihan kita ini. Kita menyadari bahwa butuh usaha yang lebih giat lagi dalam meningkatkan kualitas keshalihan kita ini.
Kakma bersyukur kepada Allah sebab dia menjawab doa-doa kakma untuk menjadikan engkau pribadi yang istiqamah menjaga kesucian diri. Meski ada banyak wanita dilingkungan sekitarmu yang telah terjerat dalam hubungan yang tidak halal, namun Allah menjagamu untuk tidak menjadi bagian dari mereka yang telah terlena pada hubungan yang tidak suci.
Kakma tau, bukan perkara mudah bagi kita untuk menjaga segumpal darah yang Allah titipkan dalam tubuh kita ini. Segumpal darah yang bernama hati. Segumpal darah yang sifatnya berbolak balik. Dan kakma tau, bukan perakara mudah untuk menghindari dari gemuruh perasaan cinta sebelum masa. Karena itu, kita butuh kedekatan kepada pemilik hati agar selalu membantu kita menjaga hati untuk tetap berada dalam ketenangan dan ketentraman, terhindar dari maksiat hati, terhindar dari perasaan yang tidak pantas untuk dipelihara. Biarkan cinta itu tumbuh pada masa yang tepat dengan orang yang tepat yang dipilih-Nya untuk kita. Zik, teruslah seperti itu., berusaha berada keistiqamahanmu menjaga kesucian diri dan hati.
Dear adikku, Zikrina.
Cita-cita terbesar kakma adalah memberikan tiket haji untuk ayah dan mamak. Namun hingga hari ini kakma belum mampu mewujudkan itu. Jika kelak kakma telah tiada dan mimpi ini belum terwujud, tolong teruskan mimpi ini. Tolong wujudkan mimpi ini untuk pahlawan cahaya kita.
Dear adikku, Zikrina.
Kau tau? Saat menatap wajah pahlawan cahaya kita hati kakma selalu menangis. Sebab, semakin banyak keriput yang kita dapatkan pada wajahnya. Semakin banyak uban yang kita lihat pada rambutnya. Semakin kurus badannya. Kau tau? Disaat umur kita telah bertambah, disaat itu pula kita menyadari bahwa paling menyedihkan bagi kita adalah usia pahlawan cahaya kita yang juga terus menua. Zik, segala yang kita berikan untuknya memang tidak akan mampu membalas ribuan jasa yang telah mereka berikan. Karena itu, bersemangatlah menghafal Al-Qur’an agar kelak kita dapat memberikan mahkota syurga untuk pahlawan cahaya kita. Bersemangat selalu untuk menjadikan diri pribadi yang shalihah. Sebab ia adalah asset berharga bagi kedua orang tua. Dan teruslah berdoa semoga Allah menghadiahkan sebuah rumah di syurga-Nya sebagai tempat untuk kita berkumpul.
Dear Adikku, Zikrina
Teruslah belajar. Jangan sia-siakan kesempatan yang telah Allah berikan kepadamu meski pada kesempatan kali ini kakma mungkin tidak bisa berada disisimu saat perjuangan untuk membawa harum nama Nagan Raya nantinya. Tetaplah menjadi kebanggaan ayah, mamak dan kami semua.
Dan teruslah berada di sisi kakma dalam setiap luka dan bahagia. Teruslah menjadi penyemangat bagi kakma dalam mewujudkan cita-cita kakma. Teruslah menasehati kakma agar tetap istiqamahdijalan-Nya. Teruslah genggam erat tangan kakma disaat terpuruk maupun bahagia. Aku mencintaimi tu karena Allah, Adikku.

Alue Ie Mameh, 28 Agustus 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar