Ajaran
Islam sangat memotivasi seseorang untuk bekerja atau berusaha dan menentang
keras untuk meminta-minta (mengemis) kepada orang lain. Islam tidak membolehkan
kaum penganggur dan pemalas menerima shadaqah tetapi orang tersebut harus
didorong agar mau bekerja dan mencari rezeki yang halal sebagaimana hadits
Rasulullah SAW yang berbunyi, “Bila
seseorang meminta-minta harta kepada orang lain untuk mengumpulkannya,
sesungguhnya dia mengemis bara api. Sebaiknya ia mengumpulkan harta sendiri.”
(H.R. Muslim).
Selain itu, Islam juga sangat
menghargai orang-orang yang memiliki etos kerja yang tinggi. Dalam sebuah
riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Saw pernah mencium tangan sahabat Saad bin Muadz Al-Anshari yang
gosong tersengat matahari, kering kerontang dan kasar. Sahabat yang lain pun
bertanya, kenapa baginda Rasulullah SAW melakukan hal itu. Rasulullah SAW pun menjelaskan
bahwa tangan itu tidak akan disentuh oleh api neraka, tangan itu adalah tangan
yang dicintai Allah Swt dan Rasulnya karena tangan itu digunakan untuk bekerja keras
menghidupi keluarganya.
Saat
kita berbicara tentang bekerja atau berbisnis maka Rasulullah merupakan sosok
yang paling pantas menjadi rujukan. Bahkan, dalam berbagai bidang pun
Rasulullah tetap pantas menjadi teladan. Sejarah membuktikan bahwa Rasulullah
telah meraih kesuksesan dalam berbagai bidang. Baik dalam bidang dakwah, perang,
militer, negara , rumah
tangga, dan bisnis.
Salah
satu kesuksesan yang patut kita contohkan adalah kesuksesan Rasulullah dalam
bidang bisnis. Sifat kepribadiannya yang terkenal adalah giat dan semangat
dalam bekerja. Sekalipun beliau sudah menjadi Rasul dan berkedudukan tinggi
tapi beliau tetap melakukan pekerjaannya sehari-hari. Rasulullah menambal
sendiri jubahnya yang robek atau menambal sendiri terompahnya yang putus
talinya. Beliau juga membawa sendiri barang-barang yang dibelinya di pasar.
Maka, tidaklah berlebihan jika kita menyebutnya sebagai The Great Motivator
bagi umatnya.
Potret
Perjalan Bisnis
Rasulullah terlahir dalam keadaan yatim.
Ayah nya meninggal saat beliau masih dalam kandungan. Belum genap enam tahun,
Rasulullah harus kembali kehilangan orang tercintanya yaitu ibunda yang bernama
Aminah. Kondisi yang yatim piatu sejak dini membuatnya harus bekerja keras demi
kelangsungan hidupnya dan ini terus dilakukannya sampai lebih dari separo
hidupnya. Telah banyak aktivitas yang telah beliau jalani sejak kecil mulai
dari menggembala kambing, menjadi buruh hingga menjadi pedagang besar.
Jika kita mengkaji kepribadian
Rasulullah lebih dalam maka kita akan mendapatkan bahwa jiwa enterpreunership
sudah dipupuk dalam dirinya sejak usia 12 tahun. Ketika itu pamannya Abu Thalib
mengajaknya melakukan perjalanan bisnis ke Syam, yakni negeri yang
meliputi Syiria, Jordan dan Lebanon saat
ini.
Demikan juga sebagai seorang yatim piatu
yang tumbuh besar bersama pamannya, beliau telah ditempa untuk tumbuh sebagai
wirausahawan yang madiri. Maka pada usia 17 tahun ketika pamannya tidak bisa
lagi terjun langsung menangani usaha, beliau diserahi wewenang penuh untuk
mengurusi seluruh bisnis pamannya. Dan dari usia 17 hingga sekitar 20 tahun
adalah masa tersulit dalam perjalanan bisnis beliau karena beliau harus mandiri dan bersaing dengan
pemain-pemain senior dalam perdagangan.
Pada usia 20 hingga 25 tahun merupakan
titik keemasan enterpreunership beliau. Terbukti dengan terpincutnya hati
perempuan konglimerat Makkah Khadijah binti Khuwailid yang meminangnya menjadi
suami. Setelah mendapatkan back up financial yang lebih dari sang isteri sepak
terjang bisnis Muhammad semakin meroket. Dan beliau berhasil menjadi orang yang
paling kaya raya di jazirah Arab waktu itu dan beliau adalah eksekutif muda
garda depan yang paling disegani dan dihormati.
Pada usia 37 tahun beliau mulai
mengurangi kegiatan bisnisnnya. Dari usia 37 tahun ini ke usia 40 tahun beliau
lebih banyak terlibat dalam perenungan perbaikan masalah sosial masyarakat
sekitarnya yang jahiliah.
Rahasia Sukses
Sebagai
calon seorang Rasul, beliau telah menunjukkan keluhuran akhlak sejak usia belia
dan ini beliau terapkan dalam bisnis. Sifat kejujuran yang terlihat dari
kepribadian beliau membuat masyarakat percaya terhadapnya. Bahkan An-Nashr bin
Al-Harits musuhnya pernah menyaksikan dan dan mengakui kejujuran beliau dengan
berkata “semasa dia muda kami suka kepadanya lantaran dia jujur, paling lurus
perkataannya dan paling setia memegang janji. Oleh karena itu, penduduk Makkah memberi gelar
untuknya dengan gelar Al-Amin atau Mr. Clear..
Berkaitan
dengan keluhuran akhlak Rasulullah, Muhammad Syafi’i Antonio dalam bukunya
berjudul “Teladan Bisnis Rasulullah” berkata bahwa Rasulullah Saw telah
memberikan contoh pola bisnis yang luhur. Beliau mencotohkan bahwa kepercayaan
(trust) adalah modal yang paling berharga dalam usaha. Dengan modal kepercayaan
inilah Rasulullah membangun kesuksesan bisnisnya.
Kepercayaan
ini beliau peroleh karena keluhuran akhlaknya. Salah satunya adalah kejujuran
beliau dalam berdagang. Berbicara mengenai kejujuran yang dipraktekkan
Rasulullah dapat kita lihat sewaktu beliau menjualkan barang dagangan Khadijah,
barang-barang yang dijualnya amblas terjual. Dan, ternyata salah satu kuncinya
adalah kejujuran. Pada waktu itu berdagang dengan kejujuran dan keterbukaan
sangat langka didapat. Dan Rasulullah memulai dengan caranya sendiri. Walhasil,
dengan kejujuran itu banyak yang suka membeli barang dagangannya.
Karena itulah, Afzalurrahman (pemikir muslim
asal Pakistan) dalam bukunya “Muhammad as a Trader” menyebutkan bahwa Rasulullah
bisa sukses bisnis hanya bermodal kejujuran. Katanya, berdagang cara Rasulullah
adalah berdagang dengan berjualan kejujuran, keadilan dan menjaga hubungan
baik. Rasulullah telah mewarisakn petunjuk-petujuk agar mengakkan kejujuran dan
meminta agar menjaga hubungan baik dan ramah dengan para pelanggan dalam
berdagang dan berniaga. Itulah rahasia kesuksesan dalam perdagangan.
Sekelumit
kisah emas diatas cukup menjadi bukti bahwa Rasulullah patut dan pantas untuk
dicontohkan. Ia telah membuktikan pada dunia bahwa orang yang lahir dalam
keadaan miskin dan yatim piatu seperti dirinya juga berhak dan bisa sukses,
kaya dan terpandang. Bahwa orang yang lahir dengan tidak memiliki modal
material seperti dirinya juga bisa menjadi orang yang terkaya asal mau berusaha
dengan tekun dan cerdas. Ia juga membuktikan bahwa ketidakmampuan dalam baca
tulis (ummi) bukanlah halangan untuk sukses, kaya dan sejahtera.
Karena
itu, jika hari ini kita terlahir sebagai orang yang miskin maka bandingkanlah
dengan Rasulullah yang terlahir tanpa seorang ayah yang kemudian juga
kehilangan ibunya. Jika hari ini kita mengeluh karena pendidikannya rendah maka
bercerminlah pada Rasululah yang mememiliki ketidakmampuan dalam baca tulis
(ummi). Dan jika hari ini kita masih mengeluh karena tiada modal untuk bekerja
maka belajarlah pada Rasulullah yang memulai bisnisnya dengan tiada modal
materi. Dengan seperti itu tidak ada alasan lagi untuk mengeluh. Terakhir,
pertanyaan saya : masih ada alasankah untuk tidak bekerja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar