Senin, 15 Juli 2013

Bersabarlah, Sebentar Saja

#PenaKamiTidakPuasa
Nafsu itu jika dituruti akan membutakan mata hati dan pikiran kita. Dan kita pun akan menjadi budaknya. Salah satu contoh manusia yang dibudaki oleh nafsu adalah anak-anak muda yang  berpacaran sebelum menikah. Ya, mungkin banyak dari anak-anak muda yang berpacaran tidak menyadari akan perbudakan ini. Bahkan mungkin masih merasa dialah ‘raja’ yangmenguasi ‘kerajaan cinta’ yang dia bangun itu. Lebih parah lagi jika kemudian dengan bangga memperkenalkan permaisuri tak halal itu kepada orang lain. Berjalan,bergadengan tangan, makan berdua. Ah, macam orang dah nikah ja. Yang sudah nikah pun tidaklah selebay itu. Sayangnya, mereka tidak menyadari bahwa ‘kerajaan cinta’ yang sedang dibangun itu adalah ‘kerajaan sesat’.


         Jebakan Nafsu itu memang licik. Bermula berteman saja. "Teman biasa, nggak ada hubungan apa-apa kok" katanya. Tapi smsan nya nggak henti-henti. Mulai dari pertanyaan "lagi ngapain?, dah makan belom",dah tidur belom”,dan seterusnya. Pelan-pelan berubah statusnya jadi "pacaran". Dan beralasan lagi "Tapi, kami nggak pernah jumpa kok, cuma smsan aja".Eh, tiba-tiba dah nampak di jalan raya pergi satu kereta berdua, makan berdua, pokoknya seakan dunia jadi milik mereka berdua (Yang lain ngontrak). Ya, seperti itulah jebakan nafsu yang memilki karyawan bernama Syaithan. Syaithan  yang  merayu dan menjebak manusia.  Berbagai alasan dimunculkan syaithan dalam pikiran kita untuk membenarkan tindakan yang salah.

         Lihatlah,hampir di setiap sudut kota mereka itu ada. Menyesakkan kota dengan akivitas sia-sia. Atau lebih tepat "akivitas bejat". Apalagi disore hari. Dipantai-pantai pasti mereka ada. Ya, sore hari adalah waktu yang di nanti mereka untuk menikmati deru ombak, lambaian udara pantai, sunset bersama. Berdua dengan pujaan hati yang tidak terikat oleh ikatan suci. Seakan pasangansejoli sehidup semati.

          Apalagi malam minggu. Wah..Seakan malam minggu akan berubah menjadi malam senin jika belum jalan-jalan bersama. Kalau tidak bisa jalan-jalan, cara lain pun ditempuh.Apel,telponan berjam-jam. Duduk disudut-sudut gelap dengan memegang telponseluler. Bahkan "bethat dikeroyok lee nyamoek, hana cit megeutek pih mebacut". Begitu kata dosen saya.

         Lalu, Anda anak muda yang telah mengazamkan diri untuk tidak berpacaran kecuali setelah menikah, apakah sedih karena tidak seperti mereka? Apakah Anda menangis karena tidak mendapatkan perhatian istimewa dari pujaan hati seperti mereka?. Untuk apa?,  Justru Anda harus bersyukur. Bersyukur karena telah dipilih oleh Allah untuk tidak terlibat dalam aktivitas sia-sia seperti itu. Bersyukur karena tidak mendapatkan perhatian-perhatian yang menjebak dan menyesatkan itu. Lalu, kalau tiba-tiba juga dapat perhatian gimana?. Tegaslah!. Ya, Anda harus tegas pada komitmen yang telah Anda buat. Tegas pada diri sendiri dengan mengabaikan perhatian-perhatian yang menjebak itu. Tidak perlu bertanya-tanya "kok sikap dia tiba-tiba jadi baik ya? Ada apa? Mengapa? Untuk apa?". Tidak perlu dan penting pertanyaan ini dimunculkan. Nggak perlu di survei lebih lanjut. Cukup positif thinking dan anggap aja angin lalu.

         Masih banyak sederatan aktivitas yang lebih mulia daripada pacaran kan? Apalagi Anda yang berdarah muda. Masih punya semangat, energi lebih kuat daripada kaum-kaum tua (walaupun tidak semuanya yang tua itu semangatnya rapuh). Jadi,  Jangan biarkan semangat yang ada itu melumpuh,redup, retak atau apapun istilahnya hanya karena virus cinta buta, cinta salah yang sesat dan menyesatkan.  Sebab, jika virus itu sudah terjangkit akan banyak penyakit yang kemudian akan muncul. Kecewa,sakit hati,galau hingga lahir penyakit malas. Malas beraktivitas,bekerja dan berkarya.

          Ada lagi yang beralasan “Tapi pacar aku itu baik, shaleh/shalehah, hafal qur’an, cerdas,berprestasi, pokoke dia jadi rebutan deh. Kami saling menyemangati, salingmenesahati, saling membantu buat tugas, pokoke selalu memotivasi aku untuk berprestasi. Alhamdulillah, setelah berpacaran dengan dia prestasi aku tuh jadi lebih baik”. MasyaAllah, mengerikan sekali jika alasan ini dijadikan pedoman. Ini jebakan yang sangat halus. Membuat sebagian mata buta melihat hakikat kebenarannya. Sehingga lahir terkadang lahir sebuah kesimpulan “Oh, kalau seperti itu boleh, nggak pa pa. Yang penting jaga jarak aja”. Astaghfirullah…
        Hati-hatibro/sis. Terkadang banyak kita terjatuh bukan karena tertimpa batu besar, tapijustru tersandung dan terpeleset oleh kerikil-kerikil kecil yang tidak terlihat jelas. Siapa yang menjamin  akan terus bisa menjaga jarak?. Justru, jika Anda itu pacar benar-benar shaleh/shalehah dan juga saling menesahati. Maka dia akan berkata padamu “Maaf, mulai sekarang kita putusa aja”.  “Maaf, aku telah menjebak mu dalam lembah dosa ini, kita harus putus !”. “Maaf, aku ingin iman ini selamat,karena cintaku kepada Allah aku harus mengakiri hubungan ini”, dan sederatan kalimat-kalimat lainnya. Terserah mau dirangkai seperti apa. Yang intinya ‘PUTUS’.
Atau jikamemang sudah siap, beranikan diri aja untuk datang ke orang tuanya dan sampaikan “Bapak, saya mencintai anak bapak karena Allah. Bolehkah saya menjadi pendamping hidupnya?”. Sadaaaap…,ini baru namanya cinta.
        
        Intinya kawan, Allah tak pernah melarang kita untuk bercinta. Sama sekali tidak. Tapi Allah telah menggariskan aturan yang super indah dan untuk mewujudkan keberkahan cinta. Aturan yang membuat kita bisa membangun rumah cinta tak hanya di dunia tapi juga di syurga-NYA dengan izin-NYA.
         Allah hanya menyuruh kita bersabar sebentar saja. Nggak lama. Hanya Se..ben..tar.
Sabar untuk tidak pergi jalan-jalan bersama yang bukan muhrim, berboncengan, bergandengan tangan. Sabar untuk tidak mengungkapkan cinta,rindu, sayang dan sejenisnya pada lelaki/wanita yang belum halal untuk kita. Hingga tiba dimana kunci rahasia itu Allah buka, dan Allah tuntun dirimu berjumpa dengan pasangan pilihan Allah itu.

 Bersabarlah, Sebentar saja...
Sebab, kita Cuma sebentar kok hidup di disini, didunia ini..
Umur dunia ibarat nol jika kita bandingkan dengan akhirat.
Jika kita mengumpulkan seluruh kebahagian dunia danmembandingkannya dengan kebahagian akhirat,maka sungguh kebahagian dunia ituibarat nol.
Dan jika kita kumpulkan seluruh kesakitan kitadidunia,lalu membandingkannya dengan kesakitan akhirat maka sungguh kesakitandunia itu ibarat nol.
Lalu, alasan apalagi yang membuat kita tidakbersabar untuk kebahagian yang lebih dari nol?
Anak muda! Bersabarlah menanti dengan mempersiapkan diri untuk yang terbaikuntuk siapapun pasangan yang DIA pertemukan nanti. Tidaklah terlalu penting siapa dan bagaimana dia. Yang penting adalah apa danbagaimana kita harus menjadi terbaik untuknya.

Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dansenda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orangyang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-An’am: 32)
“Dia (Allah) berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?. Mereka menjawab, “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepadamereka yang menghitung”. Dia (Allah) berfirman, “Kamu tinggal (di bumi) hanyasebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui”. (QS. Al-Mu’minun :112-114.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar