Kamis, 02 Februari 2012

Menyelami makna kelebihan dan kekurangan


"karena tak ada manusia yang sempurna". Inilah salah satu  kalimat familiar di tengah kehidupan kita. Atau istilah inggrisnya " No body perfect". Istilah Acehnya apa ya? Hmm..mungkin istilahnya seperti ini “ Hana ureung Nyeng sempuerna “ (nyo menan?? ^_^ ). Dan kalimat ini pun juga tertuang dalam sebuah tembang lagu yang dinyanyikan oleh sebuah grub band indonesia. Yah...d'masiv dengan lagu'a jangan menyerah yang kemudian menjadi kan grub ini populer di dunia musical indonesia. (entah ya ne….)

^_^

Kalimat ini terkadang sering dijadikan sebagai dalih pembenaran dari sebuah tindakan yang salah. Misalnya seperti ungkapan "yang namanya manusia kan tidak ada yang sempurna,jadi wajar saja saya melakukan kesalahan." Tapi,walau bagaimanapun, kalimat ini tetap saja tak dapat membenarkan tindakan kesalahan manusia. Untuk kasus sperti ini saya berpendapat “memang wajar manusia melakukan kesalahan, tetapi jangan diwajar-wajarkan”. Maksudnya adalah manusia di beri kemampuan untuk menyelamatkan dirinya dari jurang kesalahan. Maka, tugasnya adalah berusaha untuk tidak terjatuh dalam jurang tersebut. Namun, apabila terjatuh juga, barulah itu hal yang wajar karena telah ada usaha yang dilakukan. Namun, sungguh tidaklah wajar jika yang terjadi itu sebaliknya. Tanpa ada usaha, tanpa ada perlawanan dari godaan  melakukan kejahatan. (opini versi  penulis
J)
Kalimat ini juga terkadang dijadikan kalimat motivasi diri saat menyadari akan banyaknya celah kekurangan yang dimilki. Baik itu kekurangan harta, fisik, ilmu dan sebagainya. Saat melihat kelebihan orang lain, sering terucap kalimat seperti ini “ semua kita punya  kekurangan dan kelebihan masing-masing, maka jangan bersedih karena tak ada manusia yang sempurna di dunia ini”.   

Tidak jarang,  terkadang manusia merasa hina dengan kekurangan yang dimiliki. Apalagi kekurangan itu berupa kekurangan fisik. Padahal, Sungguh, Allah tidak melihat kecantikan fisik tapi yang Allah lihat adalah kecantikan hati.  Dan tidak jarang juga manusia merasa iri dengan kelebihan yang orang lain miliki. Allah, lewat ayat-ayat-Nya telah memberikan nasehat kepada manusia agar tidak merasa iri dengan kelebihan yang diberikan kepada sebagian yang lain. Karena setiap manusia akan diberi sesuai dengan apa yang diusahakannya. Semakin besar usahanya semakin besar pula pemberian-Nya.
“janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. An-Nisa: 32)

 Memang sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa Allah akan memberikan kelebihan dan kekurangan kepada manusia, Dan tentu, ketetapan-Nya bukanlah ketetapan yang sia-sia. Ketetapan-Nya selalu memilki nilai lebih dan hikmah yang bisa di petik oleh manusia. jikalaupun ada ketetapan yang tidak ditemui hikmahnya oleh manusia, itu semata-mata bukan karena ketetapan-Nya yang sia-sia tetapi karena ketidakmapuan manusia memetik hikmahnya. Dan juga sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa Allah megangkat derajat manusia di atas sebagian yanglain.

“ Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah dibumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu diatas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha penyayang. (QS. Al-An’am : 165)
Kelebihan dan kekurangan juga  salah satu  cobaan dari Allah. Dengan cobaan ini Allah akan mengukur keimanan manusia. Karena tidak jarang  kelebihan yang diberi menjadikan hati manusia sombong dan angkuh. seperti fir’aun yang merasanya dirinya Tuhan atau Qarun yang terlena dengan hartanya. Mereka diuji dengan kelebihannya hingga lupa akan penciptanya.  Terkadang, kekurangan juga menjadikan manusia ingkar, tidak bersyukur dengan apa yang dimiliki . Sehingga dimatanya akan selalu terlihat rumput tertanggalah yang lebih subur. Tapi….sungguh luar biasa dengan orang-orang yang mukmin, setiap perkara di dipandang olenhya dengan baik, tak ada yang rugi, tak ada yang sia-sia. Inilah pernyataan Rasulullah dalam Hadistnya:
“Menakjubkan pada perkara seorang mukmin, sesungguhnya perkaranya semuanya baginya adalah kebaikan, dan tidaklah itu di dapatkan oleh seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan (nikmat) dia bersyukur maka itu adalah kebaikan baginya dan jika kesulitan (musibah) menimpanya kemudian dia bersabar maka itu adalah kebaikan baginya, (HR. Muslim)”
Jika manusia diberikan kesempurnaan, mungkin manusia tidak akan butuh lagi Tuhan. mungkin akan menjauh dari Allah. Logikanya,  manusia akan bisa melakukan dan mendapatkan apa yang dia inginkan. (lagi-lagi saya ingin mengatakan bahwa ini opini versi penulis  ^_^).  Dengan banyak kekurangn saja  manusia masih banyak yang  menjauh dari-NYA. Karena itulah Allah berikan manusia kekurangan, agar kita terus mau mendekat dengan-Nya, bermesraan dengan-Nya dalam do’a-do’a , mengemis kepada-Nya, memohon pertolongannya dalam menutupi celah-celah kekurangan . Bukankah pecinta itu akan selalu ingin dekat dengan yang dicintainya? .  
karena dengan kekurangan yang di beri kita di anjurkan untuk mencari. Karena dengan kekurangan yang diberi kita akan menyadari bahwa kita adalah hamba yang tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa-Nya. Namun, jika kesempurnaan itu diberi, mungkin hati akan meninggi hingga lupa akan pencipta diri. Bahkan, dengan segala kekurangan saja, terkadang manusia masih berani meninggikan hati, berani membanggakan diri. Maka, apalah jadinya  jika Allah beri kesempurnaan itu dalam diri manusia.

kekurangan juga mengajarkan akan pentingnya berbagi. Berbagi untuk dapat saling melengkapi.  Karena dengan berbagi kita dapat mengisi kekurangan satu sama lain. Hingga Opick pun turut menyatakan opininya dalam sebuah lagu..bunyi seperti ini ne
J (Yok, nyanyi rame2..

            “oh..indanya saling memberi…
            saling berbagi karena Allah…”
            (ok stop…J, ntar kita sambung lagi konsernya J
Kita sambung ya..:)
Ya.., cobalalah bayangkan seandainya kesempurnaan Allah beri, mungkin tidak akan terjadi intersaksi untuk saling berbagi, untuk saling memberi.  Karena semuanya sudah cukup, sudah sempurna, sudah tidak butuh lagi pertolongan orang lain. Akhirnya, semuanya  nafsi-nasfi.
Wallahu a’lam

Note:
Penulis sangat berharap adanya kritikan,  saran dari pembaca. Serta sanggahan jika terdapat opini penulis yang salah. Penulis menyadari tulisan ini masih sangat banyak kekurangan.
kepada Allah penulis memohon ampun atas kesalahan dalam memahami ayat-ayat-Nya, kepada pembaca penulis meminta maaf atas kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Semoga ada manfaat yang bisa dipetik dalam tulisan ini.dan terimaksih dah bersedia  dibaca
J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar