Jumat, 23 Desember 2011

Konsep Persaingan Bisnis Berbasis Qur'ani

Sebagaimana kita ketahui, dalam dunia bisnis seorang pebisnis (wira usaha) nampaknya tidak dapat terpisahkan dari aktivitas persaingan. Dengan kata lain aktivitas bersaing dalam bisnis antara pebisnis satu dengan pebisnis yang lain tidak dapat dihindarkan. Sebagai seorang pebisnis muslim, kita harus memahami konsep-konsep persaingn bisnis yang dianjurkan dalam Islam dan kita juga harus memahami  kalau dalam ajaran Islam dianjurkan agar para umatnya untuk melakukan perlombaan dalam mencari kebaikan di segala hal, termasuk diantaranya dalam hal berbisnis.

Dalam paradigma umum persaingan bisnis sering diartikan sebagai usaha
untuk mematikan atau menjatuhkan pebisnis lainnya dan memandang pebisnis lainnya sebagai musuh baginya. Paradigma seperti ini sering mengakibatkan pebisnis jatuh ke dalam persaingan bebas atau persaingan tidak sehat dengan tidak memperhatikan lagi baik buruknya dan halal haramnya. Keadaan seperti ini telah Rasulullah nyatakan dalam hadisnya yang artinya:
“ Akan datang kepada manusia suatu masa dimana manusia sudah tidak memperhatikan apa yang ia ambil, apakah dari perkara halal dan haram.” (HR. Muslim).
 Selain itu, Allah Swt dengan tegas juga melarang mengambil harta sesama manusia dengan jalan kebatilan. Hal ini Allah tegskan dalam surat An-Nisa ayat 29.
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ HwÎ) br& šcqä3s? ¸ot»pgÏB `tã <Ú#ts? öNä3ZÏiB 4 Ÿwur (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VJŠÏmu ÇËÒÈ  
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”(QS. An-Nisa: 29)
Ayat ini menjadi bukti bahwa Allah melarang persaingan bisnis yang menjatuhkan orang lain.  Karena hal itu  tergolong kedalam mengambil harta sesama dengan jalan kebatilan.
            Mengenai konsep persaingan terlukis di dalam Al-Qur’an pada surat Al-Baqarah ayat 148:
9e@ä3Ï9ur îpygô_Ír uqèd $pkŽÏj9uqãB ( (#qà)Î7tFó$$sù ÏNºuŽöyø9$# 4 tûøïr& $tB (#qçRqä3s? ÏNù'tƒ ãNä3Î/ ª!$# $·èŠÏJy_ 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÊÍÑÈ 

 “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 148)

Menurut abu Ja’far Muhammad bin Jabir Ath-Thabari di dalam tafsirnya ath-Thabari mengatakan bahwa kata “fastaabiquu” berarti bersegera dan bergegas, di ambil dari kata  “ istibaqa    “ yang artinya segera dan gegas. Maka, kata “  fastabiqul khairat “ berarti bergegas dan bersegera dalam melakukan kebaikan. Merujuk kepada tafsir ini, penulis berpendapat bahwa adanya pesan yang terkandung di dalam kata bersegera dan bergegas dalam melakukan kebaikan. Pesan itu adalah pesan untuk tidak menunda-nunda dalam melakukan kebaikan, melainkan segera di lakukan, karena kesempatan hidup sangat terbatas dan kematian bisa saja datang secara tiba-tiba tanpa di ketahui sebabnya. Selain itu, kesempatan untuk melakukan kebaikan juga belum tentu selalu di dapatkan. Maka selama kesempatan itu masih ada, hendaklah tidak menunda-nunda dalam melakukan kebaikan tetapi segera dilakukan.
Menurut hemat penulis, anjuran untuk bersegera dan bergegas dalam melakukan kebaikan mendorong manusia untuk saling bersaing dan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Sikap ini akan melahirkan persaingan dalam kebaikan. Persaingan ini sering disebut persaingan positif (fastabiqul khairat). Dan inilah konsep persaingan bisnis berbasis Al-Qur’an. Al-Qur’an menganjurkan para pebisnis  memberi kebaikan disegala hal dan mencari kebaikan di segala hal dalam berbisnis. Sebagai pebisnis muslim dianjurkan untuk memberikan konstribusi yang baik dalam persaingannya dan berusaha menghadapi persaingan dengan tidak merugikan atau memudharatkan orang lain. Selain itu juga harus berprinsip bahwa persaingan bukanlah usaha untuk menjatuhkan pebisnis lainnya melainkan sebagai usaha untuk memberikan yang terbaik dari  bisnisnya. Dengan berprinsip demikian diharapkan akan tumbuhnya persaingan yang berbasis Al-Qur’an.
Di dalam surat yang lain, Al-Qur’an juga memperingatkan kepada para pesaing untuk tidak menjadikan dirinya serakah, dengan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan duniawi sebanyak-banyaknya. Karena sikap demikian akan menjadikan manusia lalai dan lengah. Hal ini Allah nyatakan di dalam surat At-Takatsur ayat 1-5:
ãNä39ygø9r& ãèO%s3­G9$# ÇÊÈ   4Ó®Lym ãLänöã tÎ/$s)yJø9$# ÇËÈ   žxx. šôqy tbqßJn=÷ès? ÇÌÈ   §NèO žxx. t$ôqy tbqßJn=÷ès? ÇÍÈ   žxx. öqs9 tbqßJn=÷ès? zNù=Ïæ ÈûüÉ)uø9$# ÇÎÈ  
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3. janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5. janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,

            Menurut M.Quraish  Shihab dalam Tafsirnya Al-Misbah mengatakan bahwa At-takatsur adalah persaingan antara dua pihak atau lebih dalam hal memperbanyak hiasan duniawi serta usaha untuk memilikinya sebanyak mungkin tanpa menghiraukan norma dan nilai-nilai agama. Persaingan yang demikian itu sifatnya akan mengakibatkan lahw  yakni menagkibatkan seseorang lengah serta mengabaikan hal-hak yang lebih penting. Kelengahan ini mengantar manusia bersaing tanpa batas sampai-sampai  mengantar manusia ke kubur untuk membuktikan betapa besar pengaruh dan betapa banyak jumlah pengikut mereka atau sampai-sampai mereka menghitung pula orang-orang yang telah mati di antara mereka. Persaingan itu juga tidak akan berhenti sampai mereka dikuburkan, yakni samapai mereka mati
            Dalam ayat yang telah disebutkan diatas Allah memperingatkan secara keras agar meninggalkan persaingan semacam itu. Bahkan secara berulang-ulang Allah tegaskan untuk meninggalkan persaingan tersebut. Kalimat seperti ini mengandung nilai ancaman yang sangat keras guna mencegah dan mencela perbuatan. Sama seperti seorang tuan yang mengatakan kepada budaknya “saya katakan jangan sekali-kali mengerjakan perbuatan itu, dan saya katakan jangan kerjakan hal itu.” Begitu juga dengan ancaman dan peringatan yang Allah sebutkan di ayat  atas. Dengan  kata yang Maha Lembut Allah ingatkan kepada manusia untuk tidak melakukan persaingan yang demikian.
             Dari penjelasan penjelasan diatas, jelaslah terlihat bahwa konsep persaingan bisnis berbasis Qur’ani adalah sebuah konsep persaingan yang menganjurkan para pebisnis untuk besaing secara postif (fastabiqul khairat) dengan memberikan konstribusi yang baik dari bisnisnya bukan untuk menjatuhkan pebisnis lainnya dan menganjurkan pebisnis untuk tidak merugikan dan memudharatkan pebisnis lainnya . selain itu, Al-Qur’an juga memberikan konsep untuk tidak melakukan persaingan dalam hal mendapatkan kekayaan sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan nilai-nilia Islami. Karena hal itu akan mebuatnya lalai hingga lupa dengan kewajibannya sebagai hamba Allah. Oleh karena itu, penting sekali bagi pebisnis Muslim untuk memahami konsep persaingan yang yang dianjurkan dalam islam agar  tidak terjatuh persaingan yang tidak sehat.

4 komentar:

  1. Surat An-Nisa’ ayat 29

    ﻴٰﺎ َﻴُّﻬَﺎﺍﻠّﺬِﻴْﻦَ ﺍٰﻤَﻨُﻭﺍ ﻻَﺘﺄﻜُﻠﻭﺍ ﺍَﻤْﻮَﺍﻠَﻜُﻢْ ﺒَﻴْﻨَﻜُﻢ ﺒِﺎ ﻠْﺒَﺎﻄِﻞِ ﺍِﻻﱠ ﺃﻦْ ﺘَﻜُﻮﻦَ ﺘِﺠَﺎﺮَﺓً ﻋَﻦْ ﺘَﺮَﺍﺾٍ ﻤِّﻧْﻜﻢْ ۚ
    ﻮَﻻَﺘَﻘﺘﻠﻮﺍ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢۚ ﺇﻦﺍﷲ ﻜﺎﻦﺑﻜﻢ ﺮﺤﻴﻤﺎ۝

    Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta kamu di antara kamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu.”

    BalasHapus
  2. Surat Al Baqarah ayat 148

    وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٤٨﴾

    Artinya :
    Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 )

    BalasHapus
  3. عَيْنَ الْيَقِينِ{7} ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ {8}



    “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,[1] sampai kamu masuk ke dalam kubur.[2] Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),[3] dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. [4] Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,[5] niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,[6] dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin,[7] kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu ).[8]”

    BalasHapus
  4. sumbernya dari buku mana kak? mohon direspon. Terima kasih :)

    BalasHapus